Selasa, 24 Januari 2012

ganti kursor di blog ?

Diposting oleh imalaniza deimisj di 18.43 0 komentar
bosen sama kursor yang monoton aja di blog? mau di ganti dengan gambar  gambar menarik ? 
bisa kok ga susah buat ganti kursor di blog. 
anda bisa memanfaatkan http://www.totallyfreecursors.com, karena pada situs tersebut terdapat ratusan/ribuan kursor yang unik.

cara untuk mengganti nya : 

untuk contoh bisa gunakan CSS ini :
<style type="text/css"> HTML,BODY{cursor: url("http://downloads.totallyfreecursors.com/thumbnails/cool1.gif"), auto;} </style>
  • Jangan lupa simpan pekerjaan anda
demikian cara untuk mengganti kursor. happy blogging ! 

STUDI KASUS

Diposting oleh imalaniza deimisj di 11.56 0 komentar
STUDI KASUS 
TEORI ORGANISASI UMUM 


Kasus 1 : Hartoyo sebagai Manajer

Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya pada Drs. Abdul Hakim, ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Hakim, menjawab bahwa dua telah mendengar secara informal melalui komunikasi "grapevine", bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, "dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya berbuat seperti itu."

Pertanyaan kasus :

1.       Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya?
Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu ditentara.

2.   Konsekuensinya apa, bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan?

Jawaban Kasus : 


1.  Drs. Hartoyo menggunakan macam kepemimpinan militer yang dimanan militer mempunyai gaya kepemimpinan yang tegas. keuntungan yang di dapat dari gaya kepimimpinan hartoyo sendiri yaitu karyawan bisa menjadi disiplin dengan cara gaya kepemimpinan yang hartoyo pakai. sedangkan kelemahannya dimana hartoyo tidak bisa menjalin komunikasi dengan baik dengan karyawannya sehingga tidak bisa menerima masukan yang di berikan oleh karyawannya,, dan itu disebabkan dimana terlalu berprinsip dengan gaya militer yang telah dia dapatkan sebelumnya saat dia di tentara. 

2.   konsekuensinya bisa saja dia di tinggalkan oleh para karyawannya akibat gaya kepemimpinannya yang tidak di senangi oleh para karyawannya. saran bagi saya sebisa mungkin menjalin komunikasi baik, dan menerima kritik dan saran dari para karyawannya itu sendiri. jika hartoyo tidak ingin para karyawannya menunjukkan sikap tidak puas terhadap cara kepemimpinannya, maka dari itu pak hartoyo merubah gaya kepemimpinan militernya, soalnya sekarang dia tidak bekerja seperti dulu di kemiliteran, akan tetapi bekerja di sebuah perusahaan yang pada umumnya tidak menggunakan gaya kepemimpinan kemiliteran. 


Sabtu, 07 Januari 2012

KEPEMIMPINAN

Diposting oleh imalaniza deimisj di 11.11 0 komentar

KEPEMIMPINAN


1.      DEFINISI

Mungkin ada banyak pendapat yang mengatakan tentang definisi kepemimpinan, akan tetapi saya ambil salah satu pendapat dari George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17) : Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.      TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN

a.      Tipe Otokratik

Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :

1.           Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain
dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai
harkat dan martabat mereka.
2.           Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa
mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan par bawahannya.
3.           Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.


Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:


1.    Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
2.    Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
3.    Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
4.    Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.

b.      Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi

c.       Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

d.      Tipe Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:

1.  lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana,
2.      menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
3.      sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
4.      menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
5.      tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya,
6.      komunikasi hanya berlangsung searah.

e.       Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

f.       Tipe Open Leadership

Tipe ini hampir sama dengan tipe demokratis. Perbedaannya terletak dalam hal pengambilan keputusan. Dalam tipe ini keputusan ada ditangan pemimpin.

Jaringan Blake dan Moutan mengidentifikasikan gaya seseorang manajer, tetapi tidak secara langsung berkaitan dengan efektivitas. William J.Redden, seorang professor dan konsultan Kanada, telah menambahkan dimensi ketiga atau efektivitas pada modelnya. Teori ini menyajikan empat gaya kepemimpinan dasar dan setiap gaya dapat efektif atau tidak efektif tergantung pada situasi, kedelapan gaya ini dapat diuraikan sebagai berikut :

           a) Gaya-gaya efektif

1.      Eksekutif (executive)
2.      Pembangun (developer)
3.      Otokrat penuh kebajikan (benevolent autocrat)
4.      Birokrat (bureaucrat)


b) Gaya-gaya tidak efektif

1.      Kompromis (compromiser)
2.      Misionaris (missionary)
3.      Otokrat (autocrat)
4.      Pelarian (deserter)

3.      TEORI KEPEMIMPINAN

1.      Teori Sifat Kepemimpinan

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan dimulai dengan memusatkan perhatian pada para pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu fungsi kualitas seorang individu, bukan fungsi situasi, teknologi atau dukungan masyarakat. Keith Davis mengintisarikan ada empat ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi yaitu :

2.      Teori Kelompok

Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dan bawahannya.

3.      Teori Situasional / contingency

Pendekatan sifat maupun kelompok terbukti tidak memadai untuk mengungkap teori kepemimpinan yang menyeluruh, perhatian dialihkan pada aspek-aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan yang dikenal sebagai contigency model of leadership effectiveness yang menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan atau menyenangkan, situasi-situasi tersebut digambarkan dalam tiga dimensi empirik yaitu :

              4. Teori Path-Goal

        Teori ini menganalisa pengaruh (dampak) kepemimpinan terutama perilaku
  pemimpin terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksaan kerja.

Teori memasukkan empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin yaitu ::

5. Teori Genetis / Keturunan

Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". Bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karen ia telah dilahirkan menjadi pemimpin. Dalam keadaan bagaimanapun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin. Seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan. Karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya, seolah-olah seseorang menjadi pemimpin karena ditakdirkan. (Wursanto, 2003:199)

6. Teori Social

Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", maka teori sosial mengatakan sebaliknya yaitu "Leaders are made not born".
Penganut-penganut teori ini mengatakan bahwa setiap orang dapat menjadi pemimpin apabila ia diberi pendidikan dan kesempatan.

7. Teori Ekologis / Bakat

Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori genetis dan sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori social dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa factor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik. Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori social.

8. Teori Kelebihan

Yang beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup tiga hal, pertama; kelebihan ratio, ialah kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara-cara menggerakkan organisasi, serta dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, Kedua; Kelebihan Rohaniah, berarti seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada para bawahan. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya. Segala tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya menjadi suri tauladan bagi para pengikutnya, Ketiga, Kelebihan Badaniah; Seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan cepat. Akan tetapi masalah kelebihan badaniah ini bukan merupakan faktor pokok. (Wursanto, 2003: 197-198).

9.Teori Kharismatik

Seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai karisma (pengaruh) yang sangat besar. Karisma itu diperoleh dari Kekuatan Yang Maha Kuasa. Dalam hal ini ada suatu kepercayaan bahwa orang itu adalah pancaran Zat Tunggal, sehingga dianggap mempunyai kekuatan ghaib (spranatural power). Pemimpin yang bertipe karismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar. (Wursanto, 2003: 199).



Sumber :



 

MAL'S Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review